Pilar-pilar batu di situs prasejarah Göbekli Tepe, yang dulu dianggap sebagai kompleks ritual kuno, kini menarik perhatian ilmuwan karena sejumlah simbol berbentuk “V” yang terukir rapi. Tim peneliti dari University of Edinburgh menginterpretasikan setiap “V” sebagai satu hari — dan ketika dihitung, satu pilar menampung 365 simbol, sesuai jumlah hari dalam satu tahun matahari.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kalender ini bersifat “luni-solar”: menyesuaikan siklus bulan dan posisi matahari, memungkinkan masyarakat kuno menandai pergantian musim dan perubahan langit malam — lebih maju ketimbang apa yang diperkirakan sebelumnya.
Lebih menarik lagi, sebagian ilmuwan menduga kalender ini tidak hanya sebagai alat hitung waktu, tetapi juga memorial bagi bencana besar — diduga sebuah tabrakan komet sekitar 10.850 SM yang memicu zaman es mini, peristiwa yang kemudian memaksa manusia purba beradaptasi dan akhirnya memacu perkembangan pertanian serta peradaban.
Jika benar, temuan ini akan menegaskan bahwa sejarawan harus merevisi pemahaman tentang kapan dan bagaimana manusia mula-mula menggunakan ilmu astronomi untuk mengorganisir waktu — bukan di peradaban Mesopotamia atau Mesir Kuno seperti diyakini lama, melainkan jauh sebelumnya.
Kalender di Göbekli Tepe menunjukkan bahwa manusia prasejarah bisa lebih maju secara ilmiah — peka terhadap pergerakan langit dan mampu menyusun sistem waktu kompleks. Penemuan ini bukan hanya soal kronologi, tapi memberi petunjuk bahwa akar peradaban modern — pertanian, agama, dan organisasi sosial — bisa ditelusuri lebih jauh ke masa yang lebih purba dari perkiraan semula.
Comments
Leave a Reply