Madlanga Commission of Inquiry, penyelidikan besar-besaran terhadap dugaan korupsi, kekerasan, dan infiltrasi kriminal dalam sistem peradilan di Afrika Selatan, menghadapi tragedi berat. Seorang saksi kunci, Marius van der Merwe — dikenal sebagai “Witness D” — tewas ditembak di rumahnya di Brakpan pada Jumat malam (5 Desember 2025), hanya beberapa minggu setelah memberikan kesaksian yang mengejutkan publik.
Van der Merwe, mantan petugas polisi di Ekurhuleni Metropolitan Police Department (EMPD) dan pemilik perusahaan keamanan swasta, ditembak saat tiba di rumah bersama istrinya — di depan gerbang rumah, ketika ia hendak memasuki pekarangan. Pelaku diduga memakai senjata AK-47. Mobil pelaku terdeteksi sebagai sebuah bakkie putih dan ditemukan terlantar tak jauh dari lokasi kejadian. Polisi telah meluncurkan perburuan intensif terhadap pelaku dan pihak yang memerintahkan pembunuhan.
Kesaksian van der Merwe di Komisi Madlanga diungkap sebagai kunci: ia mengaku dilibatkan dalam pembuangan mayat seorang tersangka perampokan di Brakpan pada 2022 — atas perintah seorang pejabat senior EMPD yang kini ditangguhkan, Julius Mkhwanazi. Tuduhan ini menambah bobot besar terhadap kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang di tubuh kepolisian lokal.
Kematian van der Merwe memicu kecaman luas dari berbagai organisasi keadilan dan sipil. Pemerintah, termasuk Presiden Cyril Ramaphosa, menyebut kasus ini sebagai “serangan terhadap keadilan dan supremasi hukum.” Pemerintah juga berjanji memperkuat perlindungan bagi pelapor (whistle-blower) setelah trilogi saksi di kasus ini — sementara aktivis kecam bahwa sistem perlindungan terbukti gagal melindungi mereka yang bersuara.
Para aktivis anti-korupsi dan partai oposisi mendesak pengesahan undang-undang perlindungan saksi secepatnya untuk mencegah tragedi serupa. Mereka menyebut pembunuhan ini sebagai “peringatan darah” bagi siapa pun yang berniat bersuara terhadap kejahatan terstruktur dalam institusi negara.
Comments
Leave a Reply