Gaza— Tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza telah mencapai skala yang mengejutkan. Data resmi terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat agresi militer sejak 7 Oktober 2023 telah menembus angka 69.176 jiwa, sementara korban luka kini mencapai lebih dari 170.690 orang.
Angka-angka ini, yang dirilis dalam laporan harian pada Minggu (9/11/2025) waktu setempat, bukan sekadar statistik; ia merefleksikan kehancuran menyeluruh di wilayah tersebut.
Meskipun sempat ada kesepakatan gencatan senjata, laporan menunjukkan bahwa kekerasan dan kesulitan evakuasi tetap merenggut nyawa. Sejak gencatan senjata parsial diumumkan pada 11 Oktober, tercatat 242 orang tewas akibat serangan susulan dan 619 orang mengalami luka-luka.
Titik fokus kemanusiaan saat ini adalah upaya pemulihan yang sangat sulit. Dalam 24 jam terakhir pelaporan, hanya tujuh jenazah baru yang berhasil dibawa ke rumah sakit—enam di antaranya adalah jasad yang baru berhasil dievakuasi dari bawah puing-puing bangunan. Secara total, 528 jasad telah berhasil diangkat dari reruntuhan pasca-gencatan senjata.
Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. Ratusan korban masih terperangkap di bawah puing-puing bangunan yang runtuh dan tergeletak di jalanan, tidak dapat dijangkau oleh tim pertahanan sipil maupun paramedis.
Kondisi keamanan yang sangat berbahaya, ditambah dengan lumpuhnya sebagian besar fasilitas kesehatan dan menipisnya pasokan medis kritis, telah menciptakan krisis kemanusiaan terbesar di Gaza. Organisasi-organisasi internasional kini meningkatkan seruan mereka, menuntut gencatan senjata permanen dan pembukaan akses kemanusiaan tanpa batas untuk memungkinkan penyelamatan jasad dan perawatan bagi ribuan korban yang tersisa.
Comments
Leave a Reply