Washington DC — Pemerintahan Donald Trump kembali menjadi sorotan utama dunia pada pertengahan Desember 2025, setelah serangkaian peristiwa dan kebijakan yang menimbulkan reaksi luas di dalam negeri maupun di kancah internasional. Dalam beberapa hari terakhir, mantan Presiden AS ini menghadapi kritik tajam, sekaligus mengambil langkah hukum dan administratif yang berimplikasi besar pada hubungan luar negeri dan industri dalam negeri.
Salah satu sorotan utama adalah pernyataan Trump yang menuai kecaman luas setelah komentar tentang kematian sutradara film Rob Reiner dan istrinya dianggap tak sensitif serta memancing kritik dari kalangan artis dan politisi. Pernyataan yang dilontarkan Trump digambarkan oleh banyak pihak sebagai provokatif dan tak tepat dalam situasi duka.
Di ranah hukum, Trump menggugat BBC senilai US$5 miliar, menuduh media Inggris tersebut miskutip ucapannya dalam sebuah film dokumenter menjelang Pemilu 2024. Gugatan ini menunjukkan eskalasi perselisihan antara pemerintahan Trump dan media internasional besar, yang menurut analis berpotensi memperburuk hubungan trans-Atlantik.
Sementara itu, pemerintahan Trump juga meluncurkan kebijakan baru yang mengubah arah kerja sama teknologi global. Pemerintah AS memutus sementara perjanjian besar senilai £31 miliar dengan Inggris terkait Tech Prosperity Deal yang semula dimaksudkan untuk memperkuat kerja sama dalam kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan energi nuklir. Trump mengaitkan penghentian kesepakatan itu dengan perselisihan dagang terkait tarif dan aturan layanan digital di Inggris.
Selain itu, langkah pemerintah AS yang secara resmi mengklasifikasikan fentanil sebagai “senjata pemusnah massal” mencerminkan perubahan tajam dalam pendekatan kebijakan narkotika dan keamanan nasional. Keputusan ini membuka jalan bagi tindakan hukum dan militer yang lebih luas terhadap jaringan produksi dan distribusi zat tersebut di Amerika Latin, termasuk kemungkinan operasi lebih intensif terhadap kelompok di wilayah Karibia dan sekitarnya.
Sebagian analis menilai bahwa kombinasi antara kontroversi pernyataan, langkah hukum terhadap media internasional, serta perubahan kebijakan luar negeri dan perdagangan bisa memperdalam ketegangan diplomatik AS dengan sekutu serta negara lain. Di sisi domestik, kritik terhadap pemerintahan Trump tetap tinggi, terutama terkait kebijakan luar negeri yang tegas dan gaya komunikasi Presiden yang berkonfrontasi.
Insiden-insiden terkini ini juga muncul di tengah upaya pemerintahan untuk memperluas pengaruh dan prioritas strategisnya, baik dalam urusan keamanan nasional, teknologi, maupun hubungan bilateral. Pengamat politik mengatakan bahwa tantangan ke depan akan semakin besar seiring beragamnya isu yang harus dihadapi Washington di persimpangan diplomasi dan kebijakan domestik.
Comments
Leave a Reply