Jakarta, 10 November 2025 – Kasus ledakan yang mengguncang SMAN 72 Kelapa Gading pada Jumat (07/11) menunjukkan perkembangan signifikan, menyoroti kompleksitas penanganan kasus yang melibatkan anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). Data terbaru per Sabtu (08/11) mencatat peningkatan dramatis jumlah korban luka menjadi 96 orang, dengan 29 korban masih dalam perawatan intensif.
Terduga pelaku, yang diidentifikasi sebagai seorang pelajar berusia 17 tahun dari sekolah tersebut, kini berada dalam status ABH dan dirawat di unit perawatan intensif pasca-operasi kepala. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto, mengonfirmasi bahwa meski sudah sadar, pemulihan fisik dan psikologisnya memerlukan penanganan medis bertahap dan pengawasan ketat. Koordinasi erat antara penyidik, pihak rumah sakit, dan lembaga perlindungan anak ditekankan untuk memastikan seluruh proses hukum dan penanganan medis berjalan sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak.
Meski insiden awal sempat diragukan sebagai aksi terorisme oleh Wamenko Polhukam, perkembangan penyelidikan difokuskan pada motif terduga pelaku. Densus 88 bersama Ditreskrimum Polda Metro Jaya kini aktif mendalami dua aspek kunci:
Jejak Digital: Investigasi mendalam dilakukan pada aktivitas media sosial dan komunitas daring terduga pelaku untuk menelusuri kemungkinan afiliasi dengan kelompok teror tertentu.
Temuan Barang Bukti: Penggeledahan rumah terduga pelaku menghasilkan penyitaan serbuk yang diduga menjadi bahan pemicu ledakan. Analisis ilmiah serbuk ini sepenuhnya diserahkan kepada Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) untuk validasi jenis dan komposisinya.
DATA BARANG BUKTI TULISAN:
Penemuan dua benda yang menyerupai senjata (diklaim sebagai senjata mainan oleh Kapolri dan Wamenko Polhukam) di lokasi kejadian juga menjadi sorotan. Objek ini menampilkan tulisan berkonotasi ekstremis: "14 Words. For Agartha" dan "Brenton Tarrant. Welcome to Hell," secara eksplisit merujuk pada Brenton Tarrant, pelaku penembakan massal di Christchurch, Selandia Baru. Analisis data ini penting untuk memahami latar belakang ideologi atau trauma psikologis terduga pelaku.
Insiden tersebut dilaporkan terjadi sekitar pukul 12.15 WIB pada Jumat, (07/11), saat pelaksanaan Sholat Jumat, dengan saksi mata melaporkan adanya dua kali ledakan—satu di belakang dan satu dekat pintu masjid/musala sekolah.
Total Korban Luka 96 Orang, Korban Dirawat 29 Orang Menjalani perawatan intensif akibat luka bakar, serpihan, dan gangguan pendengaran.Korban Pulang67 Orang sudah diizinkan pulang setelah kondisi membaik.
Kasus ini, yang juga diwarnai oleh dugaan kuat bullying (perundungan) terhadap terduga pelaku yang disebut "selalu menyendiri" dan "kerap membuat gambar mengerikan," menempatkan aparat penegak hukum di persimpangan antara penegakan hukum pidana dan penanganan krisis sosial-psikologis di lingkungan pendidikan.
Comments
Leave a Reply