
Kathmandu, Nepal — Nepal diguncang aksi unjuk rasa besar-besaran yang dipimpin generasi muda “Gen Z” sejak awal September 2025. Protes dipicu larangan 26 platform media sosial, ditambah isu korupsi dan krisis kepercayaan terhadap pemerintah.
Bentrok antara demonstran dan aparat berubah ricuh, menelan 72 korban jiwa (59 demonstran, 10 tahanan, dan 3 polisi) serta lebih dari 2.000 orang luka-luka.
Kathmandu: Kompleks parlemen, Singha Durbar (kantor PM), hingga gedung Mahkamah Agung rusak parah. Rumah pejabat tinggi ikut dibakar.
Pokhara, Biratnagar, Bharatpur, Birgunj: Kantor-kantor pemerintah kota diserang dan dibakar massa.
Rural areas: Lebih dari 300 unit pemerintahan lokal hancur, termasuk 29 kantor desa.
Penjara: Beberapa penjara diserang, ribuan narapidana sempat kabur sebelum ditangkap kembali.
Gelombang protes memaksa PM K.P. Sharma Oli mengundurkan diri. Pemerintah menunjuk Sushila Karki, mantan hakim agung, sebagai perdana menteri interim—wanita pertama yang menduduki posisi tersebut.
Pemerintah berjanji memberikan kompensasi 1 juta rupee Nepal bagi keluarga korban tewas serta perawatan gratis bagi korban luka.
Meski protes berhasil mendorong perubahan politik, kerusakan yang ditinggalkan membuat pelayanan publik lumpuh dan dokumen negara banyak yang hilang. Nepal kini menghadapi tantangan berat untuk memulihkan stabilitas dan kepercayaan rakyatnya.
Comments
Leave a Reply