
IndosNews - Jakarta, 18 Juli 2025 – Inilah sosok kontroversial sekaligus visioner: Paul Karl Feyerabend (1924–1994), filsuf sains kelahiran Austria yang mencetuskan teori epistemological anarchism dan moto terkenal “anything goes” dalam karya monumentalnya, Against Method .
Lahir di Wina dan menempuh karier akademis di berbagai kampus bergengsi, termasuk UC Berkeley dan ETH Zurich, serta LSE, Yale, dan lainnya .
Awalnya seorang fisikawan kuantum, Feyerabend kemudian tertantang oleh paradigma ilmiah dan sistem pengetahuan dominan.
Menolak gagasan metode ilmiah tunggal, ia menyimpulkan: tidak ada satu cara baku dalam ilmu; malah, keragaman metode justru memacu kemajuan sains repository.radenfatah.ac.id+3Stanford Encyclopedia of Philosophy+3Wikipedia+3.
Moto “anything goes” bukan ajakan sembarangan, melainkan kritikan terhadap dominasi sains modern dan penolakan terhadap validitas metode tunggal kandalaft.studio+9The Human Impact Group+9ResearchGate+9.
Ia juga berargumen sains tidak boleh didominasi oleh ideologi Barat, tapi harus terbuka terhadap kearifan lokal dan tradisi lain jurnal.stik-kendal.ac.id.
Beberapa kritikus menuduh ia melebih-lebihkan ketidakpastian dan menyepelekan kemajuan ilmiah Galileo dan para ilmuwan besar The Multidisciplinarian.
Namun sejumlah pemikir masa kini, termasuk pemimpin dan pendidik, memuji Feyerabend sebagai inspirasi dalam mempromosikan pluralisme, inklusivitas, dan kebebasan intelektual kandalaft.studio+3The Human Impact Group+3Wikipedia+3.
Di Indonesia, pemikirannya dipandang relevan untuk membentuk moderasi beragama karena membuka ruang dialog antar-metode penafsiran ResearchGate.
Buku paling terkenal Feyerabend.
Menyatakan bahwa tidak ada metode ilmiah universal yang berlaku untuk semua ilmu.
Moto utamanya: "Anything goes".
Mengkritik pandangan positivistik dalam sains, termasuk Karl Popper.
Menekankan pentingnya kebebasan dalam praktik ilmiah.
Menyerukan agar masyarakat bisa mengontrol sains, bukan hanya ilmuwan.
Menyerang institusionalisasi dan elitisme dalam dunia akademik.
Kumpulan esai tentang relativisme budaya dan pluralisme metode.
Menolak gagasan bahwa rasionalitas Barat lebih unggul dari sistem pengetahuan lain.
Merupakan Volume 1 dari Philosophical Papers.
Berisi esai tentang realisme ilmiah, metodologi, dan filsafat logika.
Volume 2 dari Philosophical Papers.
Fokus pada kritik empirisme dan pembahasan terhadap sains kontemporer.
Feyerabend menyumbang bab penting tentang sejarah ide sains dan kritik terhadap narasi ilmiah yang linier.
Autobiografi pribadi Feyerabend.
Mengungkap kehidupan pribadinya: dari masa kecil di Austria, pengalaman perang, studi, hingga pemikiran filosofisnya.
Disusun dari manuskrip yang belum selesai sebelum wafat.
Membahas bagaimana sains “mereduksi kekayaan dunia” ke dalam kategori sempit.
Menyerukan kembalinya penghargaan terhadap kompleksitas dan keanekaragaman realitas.
Comments
Leave a Reply